Eits, bukan berarti kita harus fanatik dengan metode seduh tertentu ya, Pada dasarnya semua metode seduh punya keunikan masing-masing dan yang paling penting adalah bagaimana metode tsb memberikan sensasi berbeda di lidah peminumnya. Hal inilah yang membuat Barista asal bekasi yang akrab disapa Bang Wildan begitu menggandrungi berbagai metode seduh, khususnya yang berbasis manual dengan teknik pour over*.
Metode seduh manual menjadi semacam lagu kemerdekaan bagi para penikmat kopi seperti Bang Wildan, pasalnya metode ini memberi warna-warni tersendiri bagi seduhan kopi. “Bagi saya gak ada istilah kopi yang ga enak, Semua bergantung selera, dan standar kita masing-masing.” Begitu juga dengan teknik pourover yang memiliki ruang berkreasi yang begitu luas. Tak hanya untuk urusan seni, metode seduh ini bisa jadi sarana untuk menampilkan potensi terbaik dari biji kopi Sumatera Selatan.
Di tengah hangatnya suasana malam, bang Wildan yang asli Aceh ini dengan senang hati membeberkan resepnya kepada kru coffeephile untuk menghasilkan seduhan nikmat Kopi Arabika Semendo dengan Hario V60. Dan…Ini dia poin-poinya:
- Timbang biji kopi sebanyak 20 gr
- Lipat filter (saringan) kertas, tempatkan pada dripper V60 lalu bilas dengan air panas – untuk menghindari rasa kertas pada seduhan kopi.
- Buang air bilasan, bubuk Kopi Arabika Semendo ditempatkan pada filter – tingkat kehalusan agak kasar (medium to coarse)
- Dengan ceret leher angsa, tuang air mendidih (suhu 88-90C) ke atas bubuk Kopi Arabika Semendo secara merata dengan pola melingkar dari luar ke dalam
- Untuk permulaan, tuangkan sedikit air agar biji kopi mekar (blooming). Nah, setelah 15-20 detik kemudian, air dituangkan sampai volume di dalam gelas server mencapai 300 ml
Dengan piawai, Bang Wildan mengisi cangkir demi cangkir dengan Kopi Arabika Semendo hasil seduhannya. Aroma jeruk dan karamel yang menyeruak benar-benar memberi kejutan sendiri bagi semua kru coffeephile. Cita rasa asam yang menyegarkan dari kopi yang ditanam di ketinggian 1600 mdpl di Kabupaten Muara Enim ini – begitu tampak dari sesapan pertama. Metode seduh pourover bukan cuma atraktif tapi juga mengeluarkan karakter kopi yang membuat kopi tak sekedar minuman berkafein, Thumbs up buat Bang Wildan.
Sebelum pamit, Bang Wildan memberi kesimpulan dari hasil “pengajian kahwah” malam ini. Pertama, bahwa apa yang dilakukan para barista hanya memberi peran seuprit dalam menghasilkan secangkir kopi nikmat. Pesan bang Wildan ini tentu bukan sekedar basa-basi doang lho. Pola tanam dan pasca panen lah yang memberi kontribusi paling besar bagi pembentukan cita rasa kopi – dari mulai petik merah hingga penyortiran beras kopi. Nah, sisanya adalah saat kopi disangrai atau roasting, sebelum akhirnya disajikan dengan begitu terampil oleh para barista.
Hal kedua yang cukup membuat hati ini adem adalah bahwa kopi punya penikmatnya masing-masing. Bang Wildan begitu mengapresiasi kedai coffeephile yang berani untuk belajar – menjelalajahi berbagai rasa kopi nusantara, khususnya Sumsel – Terlebih mengedukasi para pelanggannya dari A sampai Z tentang kopi, “Jangan takut salah apalagi ga Pe-de” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar